Minggu, 19 Januari 2025

Upacara Tanam Sasi

 


   Upacara adat tanam sasi adalah upacara adat kematian yang berkembang di daerah Kabupaten Merauke dan dilaksanakan oleh suku Marind atau suku Marind-Anim. Suku Marind berada di wilayah dataran luas di Papua Barat.


   Kata anim dalam penamaan suku Marind Anim ini memiliki arti laki-laki dan kata anum artinya adalah perempuan. Jumlah penduduk dari suku ini diperkirakan sebanyak 5000 hingga 7000 jiwa


   Sasi adalah sejenis kayu yang menjadi media utama dalam rangkaian upacara adat kematian satu ini. Kayu sasi ditanam selama kurang lebih 40 hari setelah kematian seseorang di daerah tersebut. Kayu sasi kemudian akan dicabut, setelah mencapai hari ke-seribu ditanam.


   Makna yang tersimpan dalam upacara tanam sasi adalah sebagai berikut ini:

● Ukiran khas yang berasal dari Papua, melambangkan kehadiran dari para leluhur.

● Upacara tanam sasi adalah wujud dari tanda keadaan hati bagi masyarakat

● Papua, contohnya seperti menyatakan rasa sedih ketika ada seseorang yang meninggal.

● Sebagai sebuah simbol kepercayaan dari masyarakat dengan motif-motif khusus seperti hewan, manusia serta tumbuhan yang diukir di atas kayu.

● Sebagai simbol dari keindahan dalam bentuk mahakarya maupun karya seni yang dibuat oleh masyarakat Papua dan mewakili kenangan-kenangan dari nenek moyang.




  Pada proses upacara Tanam Sasi, masyarakat akan menampilkan tarian tradisional yang disebut dengan Tari Gatsi. Tari Gatsi adalah salah satu tarian khas dari Suku Marind. Tari Gatsi ini dipentaskan hanya ketika upacara adat Tanam Sasi berlangsung dan festival tusu telinga, hal ini karena Tari Gatsi memiliki makna khusus yaitu agar masyarakat dari Suku Marind senantiasa mematuhi adat budaya yang ada di masyarakat dan turut melestarikan tradisi dari masyarakat Suku Marind.


Sumber: 

Gramedia.com

theAsianparent


4 komentar:

Upacara Padusan

     Upacara Padusan berasal dari kebiasaan Walisongo yang menyatukan budaya Hindu dengan budaya Islam. Padusan berasal dari kata adus, baha...